"tidak adakah.... pelajaran yang dapat dipetik dari mengunjungi dan membaca Risalah elkahfie...??!!!"

Selasa, 21 Desember 2010

Hakekat Sebenarnya Kita

Dahulu kala…
terdapat sebatang pohon jambu yang amat besar. Dan seorang anak lelaki yang begitu gemar bermain-main di sekitar pohon jambu ini setiap hari. Dia memanjat pohon tersebut, memetik serta memakan jambu sepuas hatinya, dan adakalanya dia beristirahat lalu terlelap di perdu pohon jambu tersebut. Anak lelaki itu begitu menyayangi tempat permainannya. Pohon jambu pun demikian… ia juga menyukai anak tersebut.

Hari berganti...
anak lelaki itu sudah tumbuh besar dan menjadi seorang remaja. Dia tidak lagi menghabiskan masanya setiap hari bermain di sekitar pohon jambu tersebut.
Namun demikian, suatu hari dia datang kepada pohon jambu tersebut dengan wajah yang sedih.
"Janganlah bersedih… bermain-mainlah di sekitarku…," ajak pohon jambu itu.
"Aku bukan lagi anak-anak, aku tidak lagi gemar bermain denganmu...," jawab remaja itu.
"Yang aku inginkan adalah permainan…. Dan aku memerlukan uang untuk membelinya…," tambah remaja itu dengan nada yang sedih.
Lalu pohon jambu itu berkata, "Kalau begitu..., petiklah jambu-jambu yang ada padaku. Lalu juallah untuk mendapatkan uang. Dengan itu, kau dapat membeli permainan yang kauinginkan…!!!"
Remaja itu dengan gembiranya memetik semua jambu dipohon itu dan pergi dari tempat itu. Dia tidak kembali lagi selepas itu. Pohon jambu pun merasa sedih.

Masa berlalu...
Suatu hari, remaja itu kembali. Dan dia semakin dewasa.
Pohon jambu itu merasa gembira."Kemarilah… bermain-mainlah di sekitarku…," ajak pohon jambu itu.
"Aku tiada waktu lagi untuk bermain. Aku terpaksa bekerja untuk mendapatkan uang. Aku ingin membina rumah, sebagai tempat perlindungan untuk keluargaku. Dapatkah kau menolongku?..." Tanya lelaki itu.
"Maafkan aku…. Aku tidak mempunyai rumah, Tetapi kau boleh memotong dahan-dahanku yang besar ini dan buatlah rumah daripadanya." Pohon jambu itu memberikan dahan-dahannya.
Lantas…, remaja yang semakin dewasa itu, memotong semua dahan pohon jambu itu dan pergi dengan gembira.
Pohon jambu itu pun turut gembira, tetapi kemudian… ia merasa sedih karena remaja itu tidak kembali lagi selepas itu.

Suatu hari yang panas….,
seorang lelaki datang menemui pohon jambu itu. Sebenarnya dia adalah anak lelaki yang pernah bermain-main dengan pohon jambu itu. Dia telah matang dan dewasa.
"Kemarilah… bermain-mainlah di sekitarku…," ajak pohon jambu itu.
"Maafkan aku…, tetapi aku bukan lagi anak lelaki yang suka bermain-main di sekitarmu, Aku sudah dewasa…. Aku mempunyai cita-cita untuk belayar. Tetapi… aku tidak mempunyai rakit untuk berlayar, Dapatkah kau menolongku?..." Tanya lelaki itu.
"Aku tidak mempunyai rakit untuk kuberikan kepadamu. Tetapi kau boleh memotong batangku untuk kau jadikan rakit. Kau akan dapat belayar dengan gembira," kata pohon jambu itu.
Lelaki itu merasa amat gembira dan menebang batang pohon jambu itu.
Dia kemudiannya pergi dari dengan gembiranya dan tidak kembali lagi selepas itu.

Namun demikian…,
pada suatu hari..., seorang lelaki yang semakin dimamah usia, datang menuju pohon jambu itu. Dia adalah anak lelaki yang pernah bermain di sekitar pohon jambu itu.
"Maafkan aku…. Aku tidak mempunyai ada apa-apa lagi untuk kuberikan kepadamu. Aku sudah memberikan buahku untuk kau jual…, Kuberikan dahanku untuk kau buat rumah…, Kuberikan batangku untuk kau jadikan rakit…., Aku hanya ada tunggul dengan akar yang hampir mati..." kata pohon jambu itu dengan nada pilu.
"Aku tidak menginginkan buahmu karena aku sudah tidak bergigi lagi untuk memakannya, aku juga tidak menginginkan dahanmu karena aku sudah tua untuk memotongnya, dan aku juga tidak menginginkan batang pohonmu karena aku tak ingin belayar lagi, aku merasa lelah dan ingin istirahat….," jawab lelaki tua itu.
"Kalau begitu…, istirahatlah di perduku....!!," kata pohon jambu itu.
Lalu lelaki tua itu duduk beristirahat di perdu pohon jambu itu hingga terlelap. Mereka berdua menangis gembira….

Sebenarnya, pohon jambu yang dimaksudkan didalam cerita ini adalah kedua orang tua kita. Bila kita masih kecil, kita suka bermain dengan mereka. Ketika kita meningkat remaja, kita perlukan bantuan mereka untuk melanjutkan hidup. Kita tinggalkan mereka, dan hanya kembali meminta pertolongan apabila kita didalam kesusahan.
Namun demikian, mereka tetap membantu kita dan melakukan apa saja asalkan kita bahagia dan gembira dalam menjalani kehidupan. Anda mungkin terfikir bahwa anak lelaki itu bersikap kejam terhadap pohon jambu itu, tetapi fikirkanlah... !! itulah hakikatnya bagaimana kebanyakan kita… Hargailah jasa orang tua kepada kita. Jangan hanya menghargai mereka semasa menyambut hari ibu setiap tahun saja…...



**************************

Disaat Ibumu tidur lelap...
cobalah kau pandangi dia dalam-dalam...!!
"Bayangkan... jika matanya tak terbuka lagi selamanya....
tangannya.. tak mampu lagi menghapus air matamu....
tak ada lagi nasehat-nasehatnya... yang sering kau abaikan...
Bayangkan... apabila Ibumu sudah tiada....
apakah kamu sudah mampu membahagiakannya....???
yang sekian kalinya ia selalu membahagiakanmu....
memenuhi semua kehendakmu...."

Senin, 08 November 2010

Bukan wedhus, bukan sapi juga bukan kebo...

Bedakan olehmu shobat.. antara Qurban dengan korban... Qurban merupakan sarana (taqarrub ilallah) mendekatkan diri pada Allah SWT, Sedangkan, makna Qurban, dapat kita pahami dari kisah kedua anak Adam, Qabil dan Habil. saat mereka melakukan qurban sebagai jalan keluar perselisihan mereka, Allah SWT, berfirman dalam Al-Qur'an Surat Al-Maidah :27
"Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan qurban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil): "Aku pasti membunuhmu!". Berkata Habil: "Sesungguhnya Allah hanya menerima (qurban) dari orang-orang yang bertakwa".
Qabil dan Habil adalah putra Adam-Hawa. Allah memberikan karunia Adam dan Hawa keturunan, yang setiap anak dilahirkan kembar (laki-laki dan perempuan), dan menurut syari'at Nabi Adam as, bahwa setiap saudara yang lahir bersamaan (laki-laki dan perempuan) tidak boleh dinikahkan. Oleh karena itu Adam hendak menikahkan Qabil dengan saudara kembarnya Habil yang bernama Labuda, dan Habil dinikahkan dengan saudara kembarnya Qabil yang bernama Iqlima. Akan tetapi keputusan itu tidak disetujui oleh Qabil, karena saudara kembarnya Qabil sangat cantik, sehingga Qabil tidak mau dinikahkan dengan saudara kembarnya Habil. Kemudian Nabi Adam As, memerintahkan kepada keduanya (Qabil dan Habil) agar melaksanakan Qurban dijalan Allah, dan barangsiapa yang qurbannya diterima , maka ia akan dinikahkan dengan saudara kembarnyanya Qabil, yakni Iqlima.
Ternyata Allah menerima qurbannya Habil, sedangkan qurbannya Qabil tertolak. dengan demikian Habil berhak menikahi saudara kembarnya Qabil yang sangat cantik rupawan, dan Qabil harus menikahi saudara kembarnya Habil yang bernama Labuda. Melihat keputusan semacam itu Qabil merasa tidak puas, karena dorongan hawa nafsu dan hasutan-hasutan syetan laknatullah, Qabil pun akhirnya membunuh saudaranya sendiri (Habil). Setelah Habil terbunuh, dalam hati Qabil merasa menyesal atas perbuatan yang dilakukannya, dan ia merasa bingung bagaimana cara menyelesaikan jasad saudaranya yang sudah terbunuh itu. Maka Allah memperlihatkan dua ekor burung gagak yang berkelahi dan seekor diantaranya mati terbunuh, kemudian burung gagak yang masih hidup itu menggali-gali tanah dengan paruh dan kakinya, setelah itu bangkai kawannya dimasukkan (dikuburkan) kemudian ditimbun dengan tanah. Dengan demikian Qabil dapat menguburkan saudaranya (Habil) yang telah dibunuhnya, sebagaimana yang dicontohkan seekor burung gagak tersebut.


Hawa nafsu senantiasa menghambat kita dalam tugas dan kewajiban terhadap agama, nusa dan bangsa.
hawa nafsu senantiasa merusak hubungan manusia dengan Khalik, dan hubungan baik antara manusia dengan sesama makhluk.
karena hawa nafsulah, dunia selalu ribut dan kacau,
karena hawa nafsu perang saudara berkobar,
karena hawa nafsu kawan menjadi lawan, kerukunan hidup bermasyarakat menjadi berantakan dan manusia menjadi pemalas,
karena hawa nafsu pula terjadi hasud-menghasud antara kawan sekerja, rumah tanggga tidak harmonis, pertengkaran antar tetangga tidak terhindarkan,
karena hawa nafsu terjadi korupsi, perampokan, pembunuhan, jegal-menjegal dan semua perbuatan yang merusak.


Betapa binatang-binatang itu rela 'karena Allah' untuk diqurbankan.
binatang-binatang itu ingin sekali naik derajatnya, bisa jadi para binatang itu sudah bosan hidup dalam nafsu kehewanannya. Ia rela dimakan manusia 'umat Islam' agar derajatnya naik, dari binatang menjadi daging yang dimakan manusia, lalu menjadi daging manusia... dan kelak di akhirat dipanggil dengan panggilan manusia, Bukan wedhus lagi, bukan sapi juga bukan kebo...

Seharusnya kita belajar dari binatang qurban itu, kerelaan mereka untuk dialirkan darah kebinatangannya. kenapa kita tidak??....
kenapa kita simpan kebinatangan kita, nafsu-nafsu kita, syahwat kita?...

sombong, congkak, takabur, riya', ghibah, fitnah, tamak, rakus, 'ujub, hasud, mencari kambing hitam, adu domba, ghoshob, maling, main, mabuk, madam, madat, wa'ala aalihi wa shohbih...

"Bukankah itu semua adalah sifat-sifat kebinatangan kita???...."


Minggu, 26 September 2010

Sang Pemanah


"jika telah Sempurna akal seseorang, maka sedikitlah ia berbicara. Dan jika ada orang yang banyak bicara, anggaplah ia orang yang bodoh." (Ta'limul Muta'alim )

"Orang berakal senantiasa berfikir dahulu sebelum berbicara, sedangkan orang bodoh akan berbicara dahulu kemudian berfikir."

Dalam satu hari ini saja, coba ingat-ingat dengan siapa kita berbicara, Bicara apa dan kata-kata apa saja yang telah kita keluarkan. Coba ingat-ingat pula, bagaimana reaksinya ketika kita keluarkan kalimat-kalimat. Ketika memujinya, Ketika memberikan penghargaan atas perilakunya, Ketika menyalami dan mengucapkan do'a. Percayalah dari palung hati terbaik akan keluar diksi yang baik pula.
Dalam ucapan keluar kata-kata. Terkadang bila emosi, kata yang keluar bagai anak panah yang menyambar dan melukai hati orang lain. Teringat sebuah cerita tentang seorang anak muda yang pemarah dan Sang Kyai.

Alkisah: Seorang anak muda temperamental diserahkan orang tuanya kepada seorang Kyai desa di pedalaman untuk diberikan pelajaran. Di hutan, Sang Kyai memberikan dua puluh buah anak panah. "Anak muda..., sebelum kita berburu kijang atau burung. sebaiknya kamu latihan dulu..!!" ujar Sang Kyai. Ia pun memilih dua puluh pohon untuk menjadi sasarannya, namun dengan ketentuan, anak panah itu dilepas saat tempramennya naik alias sedang marah.
Hari demi hari berlalu.... Hampir semuanya anak panah habis karena ia tak kuat menahan amarah. Namun, frekuensi dari hari ke hari semakin lama semakin berkurang hingga ia mampu mengendalikan semua rasa amarahnya.
Berkatalah ia kepada Sang Kyai, "Kyai, kini saya dapat menahan amarah saya."
"Bagus..." ujar Sang Kyai, "Kalau begitu, kamu harus mencabuti satu hari satu anak panah, ketika kamu tidak marah."
hari berlalu tanpa amarah. Dan ia pun mencabuti setiap anak panah yang menancap di pohon-pohon.
Dengan menepuk punggung anak muda itu, Sang Kyai mengajaknya melihat lubang bekas anak panah di pohon-pohon itu. "Anak muda..., kau telah berhasil dengan baik. Tetapi, lihatlah bekas dari tancapan anak panahmu. Lihatlah lubang-lubang itu...!!!"
Dengan tatapan mata tajam, Sang Kyai melanjutkan kalimatnya, "Pohon itu tidak sama dengan sebelumnya... Ketika kamu mengatakan sesuatu dalam kemarahan, kata-katamu meninggalkan bekas seperti lubang ini...!!" sambil menunjuk lubang bekas anak panah.

Suasana hening....
Dengan penyesalan yang menggumpal di dada sang anak muda. Sang Kyai mengusap lubang bekas anak panah di pohon itu dan berujar. "Kamu dapat melesatkan anak panah lalu mencabutnya kembali. Tak peduli berapa kali kamu minta maaf, luka itu akan tetap ada. Luka karena kata-kata adalah sama buruknya dengan luka fisik...!!"
Begitulah, bahwa semua kata yang kita ucapkan akan memiliki dampak. Bila kata-kata yang membentuk kalimat itu merupakan kalimat kebaikan maka ia akan menghasilkan kebaikan pula. Ia akan menebarkan bibit kasih dan sayang.
Begitu pula sebaliknya... Jika kalimat yang kita keluarkan merupakan kalimat amarah dan emosi maka hasilnya tidak ada lain kecuali luka. Ya.., luka perasaan. seperti batang pohon yang di tancap panah.
Maka, marilah dengan segenap hati, perasaan dan rasio kita untuk mengendalikan segala kata yang kita keluarkan, Bila marah.

wie..

'Garwo'




'Garwo' orang jawa bilang, artinya sigarane nyowo /separuh nyawa, yaitu suami-istri. Seorang sahabat bercerita kepada saya, yang mungkin bisa menjadi bahan renungan bagi kita..

Alkisah: Ada sepasang suami-istri, dimana wanitanya adalah seorang yang shalihah dan suaminya adalah seorang penjual perhiasan di pasar. Hari berlalu... Kebahagiaan mereka semakin lengkap setelah dikaruniakan seorang anak pada mereka, "Alifya" mereka memberi nama anaknya, adalah gabungan dari 2 nama huruf hijaiyah pertama dan terakhir, Alif dan Ya', menghasilkan kata yang indah "Alifya". Mereka mengupah seorang lelaki untuk mendatangkan air kerumah mereka setiap hari. Dalam tempo beberapa tahun lelaki itu mengirim air kepada keluarga tersebut, lelaki itu tidak pernah sekalipun memandang kepada wanita istri tuannya tersebut.

Entah setan apa yang menghinggapinya...,
Hingga suatu hari..

ketika melihat wanita istri tuannya itu, tiba-tiba lelaki pembawa air itu memegang tangan wanita itu erat-erat.., dan kemudian melepaskannya.
Saat suaminya pulang..., wanita itu bertanya, "Adakah Kakanda melakukan suatu dosa pada hari ini???..."
Suaminya menjawab, "Tak ada yang penting, melainkan ada seorang wanita yg datang membeli seutas gelang dan ketika memandang tangannya, Kakanda merasa tertarik kemudian memegangnya dengan erat."
Istrinya pun berkata, "Sesungguhnya perbuatan Kakanda itu berhak memperoleh qishah , yaitu balasan terhadap istri Kakanda sebagaimana yang Kakanda lakukan atas istri saudara Kakanda yang muslim."
Keesokan harinya, lelaki pemasok air itu datang dan meminta maaf atas kelancangannya terhadap wanita tersebut. Wanita itupun menjawab, "Tak apa, Engkau hanya melakukan kesalahan seimbang dengan kesalahan suamiku."

Nah sahabat... kira-kira apa saja yang telah kita lakukan seharian ini???...

"Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri."

Kamis, 26 Agustus 2010

Turun Mesin 'ala' Bengkel elKahfie '50



Laksana mesin tua (oplet tua..) dengan besi tua-nya yang sering mogok kerja. mencoba bertahan dalam hiruk pikuk kehidupan kota. agar besi tua itu mampu bersaing, maka harus sesering mungkin turun mesin...!!!

Begitu juga dengan kita (manusia). kita juga perlu turun mesin...!! siapa tahu kita-kita ini di mata Allah/ posisi kita dihadapan Allah, sudah seperti barang rongsokan, atau mesin jiwa kita sudah bobrok...!!!

kita menginginkan Rahmat, Anugerah serta Rizky yang melimpah ruah dari Allah SWT, kita berhasrat untuk memperoleh cita-cita luhur kita, kita berambisi naik derajat/ naik pangkat. tapi... apa semua itu mungkin??!!... Sedangkan kita tak pernah siap menerima itu semua, karena mesin jiwa kita sudah bobrok, sudah rusak/ usang. akibat maksiat-maksiat yang kita lakukan dan dosa-dosa kita (riya, sombong, ghibah,... dll) yang sering kita kerjakan (diakui atau tidak). sehingga jiwa kita tertutup oleh kerak-kerak dosa...

Bagaimana kita dapat menerima dan mengangkut Rahmat, Anugerah serta Rizky dari Allah SWT, jika kita tidak 'turun mesin' (bongkar-pasang) mesin jiwa kita, mencuci bersih kerak-kerak karat dalam jiwa kita, agar kabel-kabel yang menghubungkan kita dengan Allah SWT, (hablu minallah) dapat tersambung kembali, agar mesin jiwa kita dapat bergerak dan membunyikan gemuruh mesin dzikir dalam jiwa kita, sehingga cahaya lampu-lampu mata hati kita dapat menerangi dan mencerahkan seluruh ruang bathin kita... baru kita dapat berangkat menuju dan taat kepada Allah SWT.

Setiap barang-barang yang dikeluarkan oleh pabrik, selalu disertai buku petunjuk/ cara pakai yang dikeluarkan oleh pabrik yang bersangkutan, ada garansinya malahan.... bahkan untuk membeli obat di apotik juga harus ada resep dokter, diminum tiga kali sehari, minumnya shabis makan... gitu kata dokter. Lebih-lebih kita (manusia), diciptakan oleh Allah SWT, disertai buku petunjuk juga, yaitu: Al-Qur'an. dan hendaknya kita kembali kepada konsep dasar Al-Qur'an. sesuai dengan firman Allah SWT, dalam Al-Qur'an S.Al-Baqarah: 185

"Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur`an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang haq dan yang bathil) ....."

Al-Qur'an dipenuhi dengan 'IBROH' (pelajaran-pelajaran dari orang-orang terdahulu). kisah-kisah dalam Al-Qur'an bukanlah sebatas cerita atau dongeng sebelum tidur, melainkan kisah-kisah dalam Al-Qur'an merupakan contoh teladan dari kehidupan orang-orang terdahulu.

"Alif, laam raa. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.". (QS. Ibrahim: 1)

Al-Qur'an memiliki keistimewaan dibandingkan dengan kitab-kitab lainnya yang diturunkan kepada nabi-nabi sebelumnya. Mukjizat para nabi sebelumnya hanya dapat di indra, dipahami dan dijadikan petunjuk bagi orang-orang yang hidup sezaman dengan nabi yang bersangkutan. Sedangkan orang-orang sesudahnya tidak dapat mengetahui mukjizat itu, kecuali melalui berita. Adapun mukjizat Al-Qur'an adalah mukjizat yang dapat di indra dan dibuktikan oleh seluruh umat manusia disetiap masa hingga akhir zaman.

"Alif laam miim. Kitab(Al Quraan) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa." (QS.Al-Baqarah: 1-2)

Rasulullah Saw, berwasiat untuk umatnya: "Aku tinggalkan padamu sesuatu (yang akan menjadi pedoman dan peganganmu) apabila kamu berpegang padanya, niscaya kamu tidak akan tersesat selama-lamanya. yaitu: Kitabullah (Al-Qur'an) dan Sunnah Nabi-Nya."

Kamis, 12 Agustus 2010

Ramadhan 'Ngaji' di Bengkel elKahfie '50

Tujuan utama diciptakannya kita semua (manusia) oleh Allah SWT, tidak lain untuk beribadah (menghambakan diri) kepada Allah SWT semata (QS. Adz-Dzaariyat : 56) dan syarat diterimanya ibadah seseorang ada 2, yaitu: 1. Ikhlas karena Allah SWT. 2. Sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW. 
Agar ibadah kita sesuai dengan tuntunan Rasulullah saw, maka kita wajib mempelajari ilmu tentang ibadah tersebut. mumpung kita masih berada dalam suasana Ramadhan, mari kita pelajari hal-hal yang berkaitan dengan Bulan suci Ramadhan.

Keutamaan Ramadhan:
  • Jika bulan Ramadhan telah masuk, maka dibukalah pintu-pintu langit, pintu-pintu neraka jahannam ditutup dan syetan-syetan dibelenggu.
  • Sesungguhnya di surga itu ada pintu bernama Rayyan yang akan dimasuki oleh orang-orang yang berpuasa pada hari kiamat, dan tidak boleh dimasuki oleh orang-orang selain mereka. Dari pintu itu mereka dipanggil: Dimanakah orang-orang yang berpuasa? Maka mereka berdiri dan masuk sorga melalui pintu Rayyan, ketika orang-orang yang berpuasa itu telah masuk semua, kemudian pintu itu tertutup rapat dan siapapun tidak akan dapat masuk.
  • Barangsiapa mendirikan Ramadhan (dengan ibadah/puasa/berbuat kebaikan) karena iman dengan penuh kesungguhan dan perhitungan, maka diampunilah dosa-dosanya yang telah lalu.

Puasa Ramadhan
Dalil diwajibkannya:

  • QS.Abaqarah: 183. "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."
  • Ijma': Telah bersepakat kaum muslimin akan wajibnya puasa Ramadhan.
Cara menetapkan Ramadhan:
  • Ru'yatul hilal (melihat bulan)
  • Menyempurnakan bilangan bulan Sya'ban 30 hari
  • Memperkirakan munculnya hilal, jika dalam cuaca mendung
Syarat-syarat Puasa:
  • Islam, Orang yang bukan Islam tidak sah puasa
  • Mukallaf, Baligh dan berakal
  • Sehat dan Mampu, tidak wajib atas orang sakit, tua, ibu hamil/ menyusui dll.
  • Mukim, tidak dalam bepergian
  • Suci dari haid dan nifas
Rukun Puasa:
  • Niat, untuk puasa fardhu harus dilakukan malam harinya, sedangkan untuk puasa sunnah boleh siang harinya.
  • menahan diri dari semua hal yang membatalkan puasa.
Hal-hal yang membatalkan Puasa:
  • Makan dan minum dengan sengaja, jika terlupa dimaafkan
  • Muntah dengan sengaja, jika tidak disengaja tidak batal
  • Haid dan nifas
  • Murtad
  • Istimma' (mengeluarkan mani dengan sengaja)
  • Jima' (hubungan suami istri)
Apabila pada siang hari Ramadhan seseorang jima', maka ia wajib membayar kafarat. yaitu: 1. memerdekakan budak. (jika tidak mampu) 2. puasa 2 bulan berturut-turut. (jika tidak mampu) maka, 3. memberi makan 60 orang miskin.



Alasan-alasan yang membolehkan tidak puasa:

  • Bepergian. dalam bepergian ulama' menentukan beberapa syarat: merupakan perjalannan halal (bukan ma'siat), perjalanan relatif jauh (menurut ukuran zamannya), tidak mulai perjalanan dalam keadaan puasa, bukan merupakan perjalanan rutin.
  • Ibu hamil/ menyusui. (Jika takut akan keselamatan kandungannya, Jika khawatir akan kesehatan dirinya bukan kesehatan anaknya Jika khawatir akan kesehatan anaknya). maka boleh berbuka, tapi harus mengqodlo' atau membayar fidyah (memberi makan orang miskin setiap hari sejumlah hari yang ditinggalkan)
  • Sakit yang membuat tidak mampu berpuasa dan menunda kesembuhan.
  • Orang yang sudah lanjut usia.
Fidyah yang harus dibayar dengan kadar satu mud (± 675 gram) sebagai ganti tidak puasa pada bulan Ramadhan. Jika ia tidak berpuasa 7 hari, maka harus memberi makan kepada 7 orang miskin, masing-masing 675 gram.



Sunnah-sunnah Puasa:
  • Makan sahur, karena terdapat barokah baik lahir maupun batin, disunnahkan mengakhirkannya.
  • Menyegerakan berbuka, disunnahkan dengan kurma atau sesuatu yang manis. Jika tidak ada, boleh dengan air.
  • Berdo'a saat berbuka, karena ini waktu yang mustajab, boleh berdo'a apa saja, tapi yang utama adalah: "Telah hilang rasa dahaga, telah basah urat-urat dan tetaplah pahalanya insya Allah" (HR.Abu Dawud dengan sanad hasan).
  • Menghindarkan diri dari ucapan dan perbuatan yang sia-sia dan menahan seluruh anggota badan dari maksiat.
  • Memanfaatkan hari-hari Ramadhan dengan banyak baca Al-Qur'an, berdzikir, infaq dll.
  • Menghidupkan malam Ramadhan dengan Shalat Tarawih.
  • Bersungguh-sungguh ibadah pada 10 hari akhir, terutama dengan i'tikaf.
Diantara Hikmah Puasa:

  • Mensucikan jiwa dan melatihnya untuk menghambakan diri kepada Allah secara penuh.
  • Memenangkan unsur rohani di atas unsur materi.
  • Melatih daya kemauan dan berjihad melawan hawa nafsu, juga bersabar.
  • Menumbuhkan rasa kepedulian sosial.
  • Mengendalikan nafsu biologis.
  • Memelihara kesehatan badan.
Shalat Tarawih


Adalah Rasulullah saw, telah mensunnahkannya ketika beliau shalat bersama sahabat selama dua malam atau tiga malam kemudian beliau tinggalkan, khawatir hal itu dianggap wajib oleh mereka. maka para sahabat menjalankannya sendiri-sendiri.



Jumlah Raka'at

Ada perbedaan antara: 11, 13, 21 raka'at, yaitu dengan witirnya. Berkata Ibnu Hajar: "Boleh jadi perbedaan itu menurut panjang pendeknya bacaan. Jika panjang, raka'atnya sedikit, dan sebaliknya." Berkata Imam Syafi'i: "aku melihat orang-orang di madinah shalat 39 raka'at, di makkah 23 raka'at dan hal itu tidak apa-apa."
oleh sebab itu tidak patut bagi sebagian mengingkari sebagian dari masalah ini, selama shalat itu baik dan khusyu' serta tuma'ninah.

  • Barang siapa yang shalat 11 raka'at, maka dia telah mengambil sunnah Nabi saw.
  • Barang siapa yang shalat 23 raka'at dia juga punya contoh, yaitu pada masa Umar.
  • Barang siapa yang shalat 39 atau 41 raka'at, dia juga punya contoh, sebagaimana di Madinah.
Tidak ada penentuan jumlah batasan raka'at dalam masalah ini, sehingga tidak boleh satu sama lain saling mengingkari. Berkata Ibnu Taimiyyah: ".... yang benar adalah semuanya baik, sebagaimana yang telah dinyatakan oleh Imam Ahmad, karena itu banyaknya raka'at atau sedikitnya itu menurut panjang dan pendeknya berdiri... yang afdhol adalah tergantung pada situasi orang-orang yang shalat..." 


"Jika anda hendak melakukan ketaatan kepada Allah SWT, maka berusahalah ..., agar anda benar-benar tulus dan berilmu tentangnya. Sebab tidak akan diterima amal yang tidak tulus. Dan ketulusan kepada Allah SWT, tidak akan sempurna tanpa ketaatan kepada Allah SWT. Ibarat buah yang baik, baunya harum dan rasanya lezat. Demikian pula permisalan untuk ketaatan kepada Allah SWT, ketulusan adalah buahnya dan amal adalah rasanya ...."

Minggu, 08 Agustus 2010

Universitas Ramadhan

Universitas Ramadhan merupakan sebuah jenjang pendidikan dunia akhirat... yang dibuka setiap bulan Ramadhan. Hanya orang-orang yang beriman yang dapat mengikuti pendidikan ini... supaya mereka (orang-orang yang beriman) dapat mengambil hikmah yang terkandung di bulan suci Ramadhan dalam tempo 30 hari 'pendidikan Ilahiyah'.

Allah SWT, berseru dalam Al-qur'an S.Al-Baqarah: "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."

Ayat di atas menunjukkan... hanya orang-orang yang beriman yang diwajibkan berpuasa.... yang lainnya nggak....!! Sebagai seorang mu'min (orang yang beriman) kita sudah menjalankan shalat lima kali dalam sehari. dari Mu'min mari kita tingkatkan diri kita menjadi Muhsin (orang yang berbuat bagus), dari Muhsin menjadi Mukhlis (orang yang selalu berbuat dengan hati ikhlas), dari Mukhlis kita tingkatkan lagi menjadi Muttaqin (orang yang bertaqwa), dengan iman sepenuh hati serta amal shalih sampai dibawa mati.

Janganlah kita menurun dari Muslim menjadi fasiq, dari fasiq menjadi ragu-ragu, dari ragu-ragu menjadi inkar, dari inkar menjadi kafir, dari kafir menjadi munafiq. Inilah yang paling celaka...!!


Ramadhan bagi orang yang beriman selain ibadah juga merupakan sarana pengembangan diri.



  • sekaranglah saatnya kita menjadi orang baik tanpa harus 'gengsi' kelihatan berubah, kita bisa mulai berbaikan dengan orang yang selama ini kita pelakukan bak kursi sudut (ditengok pun tidak). Tak ada seorangpun yang akan 'protes' atau komentar atas perubahan tersebut. Karena semua orang berusaha berbuat baik pada saat ini.


  • Ketika kesabaran menjadi ukuran kemampuan seseorang untuk menahan diri, pada saat ini kita bisa berusaha melatih dan membangun kesabaran atas nama ibadah sekaligus pengembangan diri.


  • Tak hanya saat lebaran, sebelum puasa berlangsung kita pun minta maaf pada semua orang. Nah, anda punya masalah dengan seseorang?? mintalah maaf padanya 'atas nama menjelang puasa'. Jarang ada orang yang enggan memaafkan pada saat-saat seperti ini.


  • Hidup lebih indah dan bermakna bila kita punya rencana. Dan sekaranglah saat yang tepat. Karena, selama bulan puasa ada batasan waktu dan tenaga. kita bisa me-manage waktu. banyak hal yang dapat kita kerjakan dengan jumlah waktu yang lebih sedikit.


  • Mau tidak mau kita memang harus bangun pagi-pagi buta, untuk makan sahur. Kebiasaan baru satu bulan ini akan membantu kita untuk berubah yang lebih baik.


Selamat Menunaikan Ibadah Puasa....


Mohon maaf lahir bathin dan semoga kita mendapatkan hikmah dari 'pendidikan Ilahiyah' serta mendapatkan predikat Muttaqin... Amien... Allahumma Amien...


Taqabbalallahu minna wa minkum..


Senin, 02 Agustus 2010

"Rizky Halal"

Sejak diciptakannya hingga dalam perkembangannya. kehidupan manusia tak pernah luput dari makan.. makan dan makan. jika kita menengok kebelakang dan meninjau sejarah perkembangan umat manusia. maka akan tampak bahwa pelanggaran yang pertama kali adalah dari segi pangan... dan yang pertama kali melanggar adalah manusia pertama, yakni Adam As. dan istrinya (hawa). karena pelanggarannya itu, akibatnya mereka (adam dan hawa) diusir dari taman surga. agar pelanggaran tersebut tidak berulang, Maka Allah SWT, memperingatkan kita akan kisah Nabi Adam As. dan Hawa di dalam Al-Qur'an. agar kita mengindahkan perintah-perintah Allah dan meninggalkan larangan-larangan-Nya. terutama dari segi pangan. "Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang saIeh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (Al-Mu'minun: 51)
Perintah Allah kepada umat manusia pertama, sebelum beramal sholih adalah mencari rizky yang halal, baru kemudian beramal sholih (berbuat baik). baik tidaknya amal perbuatan seseorang tergantung pada apa yang dimakan... jika makanan yang di makan dari hasil yang halal, tentu terpuji perbuatan-perbuatannya. sebaliknya.... perbuatan seseorang akan tercela karena dorongan makanan yang haram... dan do'a-do'anya tidak akan dikabulkan Allah SWT. "didalam jasad manusia itu ada segumpal daging... jika ia baik, maka baik pula seluruh tubuh.. jika ia rusak/buruk, maka buruk pula seluruh tubuh.. ketahuilah, segumpal daging itu ialah Hati." (HR.Muslim)

sahabat yang budiman... terkabul dan tidaknya do'a tergantung pada makanan yang kita makan, makanan yang halal merupakan syarat mutlak bagi terkabul
nya do'a, sedangkan do'a dalam Islam merupakan inti dari peribadatan. manusia adalah makhluk Allah yang sangat lemah, maka nasibnya di dunia dan akhirat tergantung pada rahmat Allah. mereka selalu butuh petunjuk dan lindunganNya... jika makanan yang kita dapatkan berasal dari usaha yang haram/ dilarang Allah, maka putuslah hubungan kita denang Dia.... bisa dibayangkan bagaimana kehidupan kita jika putus hubungan dengan Allah, sungguh mustahil akan mendapat rahmat dari Allah.

pernah sahabat Sa'ad bin Abi Waqash minta dido'akan Rasulullah saw. supaya do'a-do'anya dikabulkan oleh Allah SWT. Maka Rasulullah menyarankan: "makanlah makanan yang halal, niscaya terkabul do'a-do'amu...."
selama rezeki yang kita dapat halal semua... selama makanan yang kita makan halal semua dan usaha kita sah, tidak melanggar ketentuan-ketentuan Allah, tentu erat sekali hubungan kita dengan Allah, do'a-do'a kita pasti dikabulkan, perjuangan kita disukseskan dan cita-cita kita diwujudkan. sebaliknya, jika makanan kita dari hasil yang haram, dari usaha yang tidak halal, pastilah putus hubungan kita dengan Allah. akibatnya, do'a-do'a kita takkan dihiraukan, perjuangan-perjuangan kita digagalkan dan cita-cita kita pun dihampakan. karena itu, selalu kalut pikiran kita, resah hati kita dan takut... menderita dan sengsara...

memang nafkah yang halal tidak mudah didapatkan, lebih-lebih dalam jumlah yang besar. tetapi.. memang demikian ketentuan Allah. karena itu... tak usahlah kita takut miskin atau kekurangan... takut miskin atau kekurangan diperalat syetan utuk menggelapkan mata hati kita, hingga tak dapat membedakan halal dan haram, tak menghiraukan ketentuan-ketentuan Allah.

orang berbuat durhaka, melanggar norma-norma... disebabkan karena makanan yang masuk ke dalam perutnya.... lalu mengalir dalam darah nya... menelusuri otot, kalbu dan otaknya itu dari hasil yang dimurkai Allah... karenanya ia selalu cenderung pada perbuatan-perbuatan yang dikutuk Allah...

baiknya... kita koreksi diri kita masing-masing... kita bersihkan dari segala sesuatu yang bersifat haram. sekiranya terlanjur... hendaklah disucikan dengan bertaubat, pintu taubat dibuka Allah siang dan malam, tak pernah tertutup bagi siapapun yang masih bernyawa. Marilah kita usahakan rezaki yang halal, yang tak diragukan. tak usahlah takut miskin, takut melarat di hari tua. Allah takkan mengecewakan hati hamba-hamba-Nya yang bertaqwa... Allah takkan menelantarkan dan sia-siakan ketaqwaan mereka...

Sabtu, 10 Juli 2010

Si Bahlul dan Tokoh Sufi


Publik menilai bahwa Bahlul adalah orang gila. Tak sebatas kaum awam, bahkan santri kebanyakan pun menganggapnya demikian.

Suatu ketika seorang sufi terkemuka dari negri yang sangat maju, sedang mengadakan kunjungan ke luar kota yang diikuti oleh para santrinya. Tiba di suatu tempat..., sang Syekh bertanya pada para santrinya mengenai Bahlul. Kontan mereka menjawab, "Bahlul itu orang gila, Syekh..!!! Apa yang Syekh perlukan dari seorang gila?"

"Cari dia..., aku ada perlu dengannya..!!!" desak sang Syekh pada para santrinya .

Para santri pun segera mencari Bahlul hingga berhasil mereka ketemukan di sebuah
pojok kota, lalu sang Syekh mereka antar menemuinya...

Tatkala Syekh mendekat, Bahlul tampak gelisah dan menyandarkan kepalanya pada sebuah tembok... Syekh menyapanya, dan Bahlul pun menanggapi... "Siapa engkau??.."

"Junaid, dari negri hebat..." jawabnya.

"Si Abul Qasim itu???.." kata Bahlul minta penjelasan.

"Benar" jawab Syekh.

"Tahukah engkau, bagaimana cara makan??..." tanya Bahlul.

"Aku memulainya dengan membaca basmalah... aku memakan makanan yang ada dihadapanku... aku menyuapnya sedikit demi sedikit yang kumasukkan pada sisi kanan mulutku... kukunyah perlahan-lahan hingga benar-benar lumat... dan aku belum mengambil suapan berikutnya sebelum yang kukunyah kutelan... Aku mengingat Allah selama makan... dan apapun yang kumakan senantiasa kusyukuri dengan mengucapkan hamdalah... dan kucuci tanganku baik sebelum maupun seusai makan..."

Sembari menyibakkan pakaiannya Bahlul menegakkan tubuh lalu berkata: "Engkau merasa menjadi guru olah batin, tetapi cara makan saja engkau tak mengetahuinya !"
Bahlul pun segera berlalu meninggalkan Syekh junaid.

"Syekh, ia orang gila..!!!" komentar para santri .

"Ia orang gila yang cerdas dan arif..." jawab Syekh junaid, "Kita bisa menimba banyak ilmu darinya."

Bahlul mendekati sebuah bangunan tua yang sudah tak berpenghuni... dan dengan diikuti para santri, Syekh Junaid menyusulnya...

Melihat ada yang datang Bahlul bertanya, "Siapa kau???.."

"Syekh al-Baghdadi yang bahkan cara makanpun tak tahu..." jawab Syekh Junaid.

"Memang kau tak tahu cara makan... Tetapi apakah kau tahu bagaimana cara berbicara?..." tanya Bahlul.

"Ya, aku tahu!" jawabnya lagi .

"Coba terangkan!!.." perintah Bahlul .

"Aku berbicara tidak kurang dan tidak pula lebih, tidak sembarang bicara, berbicara dengan bahasa yang bisa di mengerti audien. Aku mengajak umat manusia kepada Allah dan Rasulnya, aku tidak berbicara terlalu banyak agar umat manusia tidak bosan, kuatur sedemikian rupa mimik dan bahasa tubuhku.." Syekh melanjutkan dengan menyebutkan berbagai hal tentang tatacara dan tatakrama berbicara...

"Tah usah berpikir tentang makan... Sebab cara berbicara saja engkau tak tahu!!!.." tegas Bahlul sambil menegakkan tubuh lalu pergi meninggalkan Syekh Junaid.

Para santri Syekh Junaid berkata "Sudahlah Syekh... biarkan Bahlul pergi.
Toh tak ada yang bisa kita dapatkan dari orang gila!!.."

"Ada hal yang amat kubutuhkan darinya..." tukas Syekh Junaid, "dan kalian belum mengetahui itu.."

Segera Syekh Junaid mengejar Bahlul hingga bisa bertatap muka lagi .

"Mau apalagi kau??..." tanya Bahlul, "Syekh yang tak tahu bagaimana cara makan dan berbicara, tahukah engkau cara tidur???..."

"Ya, ya!... Aku tahu itu!..." jawab Syekh.

"Bagaimana cara kamu tidur?..." tanya Bahlul.

"Usai mengerjakan shalat Isya' yang kuteruskan wirid, kukenakan pakaian tidur.." Selanjutnya Syekh menceritakan tata cara tidur sebagaimana sering kita dengar dari para tokoh agama.

"Sudah.. sudah...!!" seru Bahlul, "ternyata tak tahu juga bagaimana cara tidur..."
Setelah berkata demikian... Bahlul segera bangkit dan hendak pergi, namun bajunya ditahan oleh Syekh Junaid sembari berkata, "Baik, aku salah... Aku tak tahu bagaimana cara makan, berbicara maupun tidur. Maka, demi Allah... ajarilah aku..!"

"Sebelumnya engkau menyatakan bahwa dirimu alim dan tahu" kata Bahlul, "maka aku segera meninggalkanmu. Kini... setelah engkau mengakui bahwa dirimu masih belum cukup tahu maka aku bersedia mengajarimu... Ketahuilah bahwa semua yang kau tuturkan itu baru sebatas lapis luar. Inti dari makan yang benar adalah bahwa apa yang kau makan itu halal. jika engkau memakan makanan haram dengan cara seperti yang kauceritakan itu, meski dengan seratus kali lipatnya pun ia tak ada manfaatnya... melainkan akan menyebabkan hatimu keras, kotor, hitam dan pengap."

"Jazakallah..." ucap Syekh "Semoga Allah memberimu balasan yang setimpal..."

"Hati harus bersih..." lanjut Bahlul "serta terpancang niat yg tulus sebelum kau mulai angkat bicara. Apa yg kau ucapkan juga harus diridhai Allah. jika hanya untuk target duniawi atau tindakan sia-sia, maka apapun yg kau ucapkan hanya akan menjadi bencana buatmu. itu sebabnya mengapa diam adalah yg paling baik. Sementara pernyataanmu tentang tidur, itu pun juga masih lapis luar... inti dari tidur yang benar adalah bahwa hatimu harus bersih dari rasa permusuhan, iri dan dengki serta rasa benci... Hatimu tak boleh tamak pada dunia berikut hiasan yg terdapat di dalamnya... dan ingatlah Allah saat berangkat tidur..."

Sambil membungkuk penuh rasa ta'zim Syekh Junaid mencium tangan Bahlul dan mendoakannya....

Selasa, 06 Juli 2010

"berDzIKIR apa memBEO...???"


Sahabat…, yang Tua dan yang Muda, yang Alim dan yang Awam, yang Kaya dan yang Fakir, yang Pejabat dan yang Rakyat biasa, hampir setiap saat… setiap waktu… dan di setiap tempat… kita sering berdzikir: Subhanallah… Alhamdulillah… Laailahaillallah… Allah Akbar…
Pada dasarnya berdzikir/ mengingat Allah, hakikatnya dan manfaatnya kembali kepada kita, untuk diri kita sendiri. Sesuai dengan firman Allah SWT: “(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar Ra’d: 28).
Hikmah Dzikir itu diantaranya adalah dapat menenangkan hati. Jika sahabat sudah berdzikir, Subhanallah…, Alhamdulillah…., Laailahaillallah…, Allahu Akbar…, atau dzikir-dzikir yang lain, tetapi tidak menimbulkan rasa tenteram di hati sahabat, janganlah engkau bersedih hati. Sebab tujuan utama dzikir itu bukanlah mencari ketenangan, akan tetapi tujuan dzikir itu adalah menuju kepada Allah dan kembali kepada Allah dengan selalu bertafakkur akan kebesaran -kebesaran-Nya. Jika sahabat bisa menuju dan kembali kepada Allah serta bertafakkur, dipastikan sahabat bisa meraih ketenteraman dalam hati.
Tidak tercapainya ketentraman hati ketika berdzikir, mungkin disebabkan karena tujuan kita berdzikir bukan karena Allah, bukan menuju dan kembali kepada Allah. Tetapi masih ada tujuan-tujuan lain, seperti agar bisnis kita maju, agar karier kita memuncak, agar sukses dan lain sebagainya. Tujuan-tujuan selain Allah itulah yang mengkabuti jiwa kita. Sebab jika kita mempunyai tujuan-tujuan atau sesuatu yang kita mohonkan kepada Allah, maka tempatnya ada dalam do’a. Dan ketika kita selesai berdzikir, baru kita berdo’a. Bukan pada saat kita berdzikir!!!… Di sebutkan dalam Al Qur’an Surat Al Fajr: 27-28 “ Wahai jiwa yang tenang, Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Jiwa akan tenang kalau tujuan kita adalah meraih Ridha-Nya. Dan jiwa yang diridhai itu adalah jiwa yang senantiasa mengembalikan segalanya kepada Allah Azza Wa Jalla. Hindarilah kata-kata seperti: “seandainya dulu begini… begitu…, pasti tidak begini… begitu…” pengandaian terhadap hal-hal yang telah lalu hanyalah omongan hawa nafsu, yang ujung-ujungnya menjadi tunggangan syetan laknatullah. Sebagaimana tertulis dalam Al Qur’an Surat An Naml: 4, Allah SWT berfirman: ”…Kami jadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka…”.

Alkisah: Seorang Kyai dengan Ilmu hikmahnya yang luas, memiliki seekor burung beo yang pandai mengucapkan Salam dan kalimat-kalimat Dzikir: ”Subhanallah, Alhamdulillah, Laailahaillallah, Allahu Akbar..” setiap saat diulang-ulangnya kalimat itu, tiada hari tanpa berdzikir… makin hari, makin fasih aja si burung. Pak Kyai senangnya bukan main, hampir tiap hari ada saja orang yang menawar (untuk membelinya), tapi dengan tegas Pak Kyai selalu mengatakan tidak dijual berapa pun harganya. Hingga suatu hari si burung beo (burung kesayangan Pak Kyai) disambar kucing, dan terdengar suaranya yang nyaring saat sakaratul maut ”keak… keak… keak…”. Pak Kyai melihat sendiri kejadian itu. Akibatnya, Beliau pun menangis dan bersedih selama ber hari-hari. Sampai seorang santri memberanikan diri untuk bertanya perihal apa yang telah terjadi hingga Pak Kyai sangat sedih?…

”Sembari meneteskan air mata, Pak Kyai menjelaskan bahwa burung beo-nya telah mati disambar kucing, padahal burung itu senantiasa mengucapkan kalimat-kalimat dzikir. ”Dan yang membuatku sedih adalah ketika burung beo itu mengalami sakaratul maut, burung beo itu tidak mengucapkan kalimat-kalimat dzikir yang biasa dibacanya setiap hari, tapi hanya ”keak… keak… keak… kata-kata itu yang keluar dari paruhnya… itu sebabnya aku menangis sedih…” kata Pak Kyai.
”Lebih sedih lagi, ketika aku teringat betapa setiap hari kita berdzikir, Subhanallah…, Alhamdulillah…, Laailahaillallah..,. Allahu Akbar…, dan setiap kita (makhluk hidup) pasti akan mengalami kematian. Mungkinkah, saat sakaratul maut nanti kita membawa/ mengucapkan dzikir-dzikir yang biasa kita ucapkan seperti saat kita masih hidup?..”. Sambil menahan isak tangis Beliau kembali bertanya: ”Atau mungkin, saat ini kita tidak sedang berdzikir, tapi kita sedang membeo?..”
”Astaghfirullahal Adlim…"

Sahabat… cerita di atas dapat kita simpulkan bahwa dzikir yang sebenarnya adalah dzikir yang ikhlas dari dalam hati kita, bukan hanya di bibir. Karena dengan keikhlasan itu, maka hati akan senantiasa menuntun anggota tubuh kita untuk ikut selalu berdzikir secara spontanitas. Hal ini disebab kan karena kebarokahan akan ke-”istiqomah”an (berkelanjutan/ terus menerus) itu sendiri.
Sesuai dengan hadits Nabi SAW ”Istiqomah itu lebih baik dari seribu karomah”.
Sedangkan dzikir itu bermacam-macam, baik dari ucapan maupun amal perbuatan. Sehingga kita bebas mengamalkannya sesuai dengan yang kita suka, yang kita inginkan, dan yang kita mampu. Asalkan diiringi dengan rasa ikhlas semata-mata mengharap ridlo Allah SWT serta tidak melenceng dari syariat Islam.
Wallahu bis showab…

Senin, 05 Juli 2010

Pembuat Kain


Suatu hari... ada seorang hamba Allah yang ingin melakukan perjalanan ke Baitullah. Ia adalah seorang yang pandai membuat kain tenun. Kain-kain yang dihasilkannya memiliki kualitas yang baik dan tidak memiliki cela sedikitpun. Kemampuannya ini didasari atas ketekunannya yang tidak pernah berhenti ketika ia membuat sebuah kain tenun. Dari sinilah ia memiliki pemikiran untuk menjual sebuah kain tenun yang dibuatnya untuk bekal ia selama perjalanan menuju Baitullah.

Selama berminggu-minggu... ia dengan tekunnya mengerjakan kain itu dengan sangat teliti dan hati-hati. Siang malam tidak dapat mengekang keinginannya untuk mengerjakan kain itu agar ia bisa pergi ke Baitullah.

Beberapa minggu kemudian... ia menyelesaikan sehelai kain tenun yang dibuatnya. Dengan yakinnya ia membawa kain itu ke sebuah pasar. Dicarinya toko kain yang terbaik di pasar tersebut. Hingga akhirnya ia menemukan toko kain yang mampu membeli kain tenun dengan harga yang mahal.
Sesampainya di toko, ia disambut dengan senyum hangat dan sapa dari pemilik toko. Ketika ia datang ia melihat banyak kain-kain tenun yang baik kualitasnya dijual di sini. Sang tukang tenunpun yakin, harga kainnya akan dibayar dengan harga yang tinggi. Dan ia pun kemudian memberanikan diri menawarkan kainnya kepada sang saudagar.
Sang saudagar kemudian bertanya kepada sang pembuat tenun. “Ya hamba Allah berapa harus kubayar kain tenunmu jika engkau menjual kepadaku??...“, dengan yakinnya sang pembuat tenun berkata, “30 Dirham, wahai saudagar kain!!!.“
Saudagar kainpun meneliti dengan seksama kain tersebut. Dilihatnya dengan seksama, bolak balik kain itu dimainkan oleh tangannya sembari mengecek kualitas dari bahan tersebut. Cukup lama saudagar meneliti kualitas dari kain tersebut hingga akhirnya kain tenun yang dihargai sang pembuat tenun 30 Dirham, ternyata hanya dihargai 6 Dirham.
Tiba-tiba... sang pembuat kain tenun itu meneteskan air matanya dan menangis di depan sang saudagar. Sang saudagar bingung bukan kepalang, ia kemudian menaikkan harga kain tersebut menjadi 7 Dirham, namun tidak ada yang berubah dari seorang pembuat tenun. Ia menangis semakin keras, bahkan lebih keras daripada sebelumnya. Sang saudagar semakin bingung, hingga ia berkata “Ya hamba Allah... aku akan bayar kainmu 8 Dirham, namun ini adalah penawaran terakhir kepadamu. Jika kamu terima tawaranku akan kubayar saat ini juga, tetapi jika engkau tidak mau silahkan kau bawa kembali kainmu.“ Sang pembuat tenun tetap menangis bahkan kali ini tangisannya sangat memilukan melebihi tangisan sebelumnya.
Sang saudagarpun bingung hingga kemudian ia mendekati sang pembuat tenun seraya bertanya, “Ya hamba Allah... Sebenarnya apa yang membuat hatimu bersedih dan menangis. Apakah karena tawaranku ini????“
Kemudian sang pembuat tenun ini menggelengkan kepalanya, seraya berkata “bukan, bukan karena itu saudagar“. Saudagar itupun kemudian menanyakan kembali kepadanya, “lantas apa yang membuat engkau bersedih?“. Mendengar pertanyaan itu ia kemudian menceritakan ihwal yang menyebabkan ia bersedih.
“Ketahuilah wahai saudagar... aku menangis bukan karena tawaran yang engkau berikan kepadaku. Aku menangis karena memikirkan ibadahku selama ini, jika engkau yang ahli dalam menilai sebuah kain bisa menilai dengan baik kualitas pekerjaan yang aku kerjakan. Lantas bagaimana Allah menilai ibadahku selama ini????... Selama ini aku menjalankan semua perintahnya, wajib dan sunah sudah kukerjakan semua. Bahkan setiap tahun aku tidak pernah meninggalkan perintah haji. Lantas apakah penilaianku terhadap ibadahku selama ini sama seperti penilaian Allah kepada diriku. Aku yang menghabiskan waktu siang dan malan hanya untuk mengerjakan kain tenun itu saja, yang aku pikir harganya akan mencapai 30 dirham... ternyata hanya dihargai 8 Dirham, lantas bagaimana dengan ibadahku selama ini?...”

****

Minggu, 04 Juli 2010

"nafsu & akal"

Allah menciptakan Malaikat,
beserta akal tanpa nafsu...

Allah menciptakan hewan,
beserta nafsu tanpa akal...

Dan Allah menciptakan manusia,
beserta nafsu dan akal...

Jika akal mengalahkan nafsunya,
ia dapat lebih mulia dari malaikat...

Dan jika nafsu mengalahkan akalnya,
ia dapat lebih hina dari hewan...

Manusia selalu di kelilingi nafsu,
dan hampir mustahil dapat terlepas darinya...

Jumat, 02 Juli 2010

"entah..."

Entah…
sudah berapa lama aku terlelap
larut dalam permainan
terlena dalam kesenangan yang tak berujung

Entah…
sudah berapa banyak waktuku
yang terbuang
:sia-sia

Harusnya aku menyadari…
di s’tiap sikapku!!!…

Harusnya aku berfikir…
di s’tiap gerak & langkahku!!!…

Harusnya aku juga bercermin…
:koreksi diri

agar aku tahu
siapa aku?…
dimana aku?…
dan mau kemana aku?…