"tidak adakah.... pelajaran yang dapat dipetik dari mengunjungi dan membaca Risalah elkahfie...??!!!"

Minggu, 27 Mei 2012

Bocor Alus

عَنْ أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ أَبِيْ حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ : إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى . فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ 
رواه إماما المحدثين أبو عبد الله محمد بن إسماعيل بن إبراهيم بن المغيرة بن بردزبة البخاري وابو الحسين مسلم بن الحجاج بن مسلم القشيري النيسابوري في صحيحيهما اللذين هما أصح الكتب المصنفة

Dari Amirul mu’minin Abi Hafsh Umar Ibn Alkhattab Radhiyallahu ‘Anhu berkata: aku telah mendengar Rasulullah SAW, bersabda: “Sesungguhnya amal-amal itu tergantung kepada niatnya, dan setiap orang memperoleh apa yang diniatkan. Maka barangsiapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan barangsiapa yang hijrahnya karena dunia dan wanita yang dikejarnya atau dinikahinya, maka hijrahnya kepada apa yang ia (niatkan) hijrah kepadanya.” (HR.Bukhary-Muslim)
sebuah amal kebaikan akan menjadi ibadah yang diterima, manakala diniatkan dengan niat yang baik disertai dengan keikhlasan, sebaliknya ia akan menjadi buruk, manakala diniatkan dengan niat buruk di ikuti dengan kesyirikan (baik syirik kecil maupun besar), dituturkan dalam hadits diatas, yaitu: ada seseorang yang ber-hijrah dari Mekkah menuju ke Madinah dengan tujuan untuk dapat menikahi seorang wanita yang konon bernama: “Ummu Qais” bukan untuk meraih pahala berhijrah. Maka orang itu kemudian dikenal dengan sebutan “Muhajir Ummi Qais” (Orang yang hijrah karena Ummu Qais).

Tidak di benarkan menghalalkan yang haram sekalipun dengan niat yang baik. Terkadang kita bersembunyi dibalik kata niat, bahkan sering kata-kata itu keluar untuk mempertahankan sesuatu yang kita anggap benar menurut hawa nafsu kita “yang penting kan niatnya, bukankah niat kita baik ...??”
Tak ada manusia di muka bumi ini yang mengaku punya niat buruk, bukankah para penjahat, pencuri dan perampok jika ditanya: "kenapa engkau (penjahat, pencuri dan perampok) melakukan kejahatan itu (mencuri/ merampok) ....??" niscaya mereka mengatakan bahwa niat mereka baik –untuk menafkahi anak dan isteri-
Seandainya amalan yang buruk atau jahat itu bisa menjadi baik karena niat, dan yang haram bisa menjadi halal (bukan dalam hal darurat) juga karena niat, maka apa bedanya ajaran yang suci ini (Islam) dengan (jahiliyyah) Yang menghalalkan segala cara?.

Allah SWT, berfirman: QS.Huud:15-16:

مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ

"Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan."
أُولَئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الْآخِرَةِ إِلَّا النَّارُ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

"Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan."

Didalam Tafsir Ibnu Katsir: Al-'Aufi menceritakan dari Ibnu 'Abbas mengenai ayat ini (Huud:15-16), bahwa orang yang suka berbuat riya' (pamer), akan di datangkan kepada mereka kebaikan mereka di dunia. Dan dalam perkara itu mereka tidak di zhalimi sedikitpun. Allah SWT, berfirman: "Barangsiapa berbuat amal shalih dengan tujuan untuk kepentingan dunia, baik itu berupa puasa, shalat atau tahajjud pada malam hari, tidak ia kerjakan kecuali (hanya) untuk memperoleh keduniaan."

Lebih lanjut Allah Ta'ala berfirman: "Yakni orang yang mengejar balasan di dunia sehingga amal yang dikerjakan itu sia-sia karena tersingkir oleh tujuan-tujuan duniawi, maka di akhirat kelak ia termasuk orang-orang yang merugi"

Demikian itulah yang diriwayatkan dari Mujtahid adh-Dhahhak dan beberapa ulama' lainnya.

Sedangkan Anas bin Malik dan Al-Hasan berkata: "ayat tersebut turun berkenaan dengan orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani"

Qatadah mengemukakan: "Barangsiapa yang menjadikan dunia ini sebagai tujuan, niat dan dambaannya, Maka Allah akan memberikan balasan di dunia atas kebaikannya yang telah ia lakukan, sehingga ketika menuju alam akhirat kelak, tidak ada lagi kebaikan baginya yang dapat diberikan sebagai balasan.

Sedangkan orang mukmin maka ia akan diberikan balasan di dunia atas kebaikan yang telah dilakukannya dan diberikan pula pahala atasnya kelak di alam akhirat.

Dalam Surat yang lain Allah SWT berfirman:

مَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الْآخِرَةِ نَزِدْ لَهُ فِي حَرْثِهِ وَمَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الدُّنْيَا نُؤْتِهِ مِنْهَا وَمَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ مِنْ نَصِيبٍ

"Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagianpun di akhirat." (QS. Asy-Syuura: 20)

بَلْ تُؤْثِرُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا , وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَى 

"Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi. Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal." (QS. Al-A'laa: 16-17)

Tipu daya dan godaan yang senantiasa menyerang kita dari waktu ke waktu... bahkan semakin terasa sangat berbahaya, sebab batasan antara kenikmatan dan kelaknatan itu tipis sekali, batasan antara kemauan nafsu dengan hasrat jiwa yang suci juga tipis sekali, ini namanya skandal dan kami menyebutnya bocor alus. skandal yang paling berbahaya adalah skandal qalbu, karena yang diajak berselingkuh adalah syetan dan hawa nafsu.

Sedangkan Iblis menyatakan untuk menyesatkan semua umat manusia, dengan memandang baik setiap perbuatan buruknya.

قَالَ رَبِّ بِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الْأَرْضِ وَلَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ

Iblis berkata : "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma`siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya." (QS.Al-Hijr:39)
dalam ayat yang lain, iblis bersumpah di hadapan Allah SWT:

قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ , إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ

Iblis menjawab: "Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka." (QS.Shaad:82-83)

Mudah-mudahan kita termasuk golongan orang-orang yang mukhlis dan dijauhkan dari tipu daya iblis dan godaan-godaan syetan, dan semoga kita mendapatkan limpahan taufiq dan hidayah dari Allah SWT, sehingga dapat taat dalam menjalankan semua perintah Allah dan menjauhi semua laranganNya.